Aku bosan memulai tulisan dengan
menanyakan kabarmu. Kali ini aku ingin memulai menulis hanya dengan memejamkan
mata membayangkan sosok kamu. Aku ingin pada setiap detaknya, kamu luar biasa
baik-baik saja –tanpaku-. Iya, pasti begitu, bukan?
Aku ingin melanjutkan tulisanku
sebelumnya. Masih ingat? Tentang aku yang merindukanmu. Aduh! Aneh sekali aku
ini. Mengaku rindu tapi enggan bertemu. Merasa sakit tapi terus mengungkit.
Menuai nyaman tapi pergi perlahan.
Aku sedang kembali memikirkan,
lebih baik aku tetap disini menjadi pemeran sampingan atau, pergi dan membuat novel tentangku saja? Agar aku
bisa menjadi pemeran utama didalamnya. Aku rasa membuat novel tentangku lebih
baik. Tunggu sebentar, celaka! Kamu tau kenapa? Ada kamu juga didalamnya. Ah,
kamu curang. Kemana aku pergi, kamu selalu mengikuti. Sedang aku, mudah sekali
tergantikan peran dengan orang lain.
Aku mulai membuat cerita untuk
nantinya dibuatkan buku novel tentang diriku. Sementara aku menulis, pergilah
kamu bermain bersama para sahabatmu. Dimana ada orang itu disana. Iya, salah
satu “sahabatmu”, pun ia temanku. Aku ingin disini, sendiri. Aku ingin disini,
memperhatikanmu. Aku tidak mau diusik. Aku sedang melihatmu bahagia. Tepatnya,
kalian.
Aku belum selesai menulis. Setiap
aku menulis, selalu tertulis namamu kemudian aku hapus. Aku coba mengulang
lagi, lagi, dan lagi. Terus berulang seperti itu hingga tak pernah selesai. Aku
lelah menggunakan waktu berjam-jam hanya untuk menulis nama kamu, menghapusnya,
lalu menuliskan nya lagi, dan menghapusnya lagi. Aku lelah. Sudah, ya.
Aku duduk dulu saja disini. Hanya
ingin tersenyum melihat senyum mu bersamanya. Ah, senyum mu jelek! Mau aku
ajarkan bagaimana caranya tersenyum manis? Jadi seperti ini, senyum itu akan
terlihat manis kalau terlekuk dikejutkan hati yang bahagia. Lihat aku! Nah,
sekarang senyum mu manis, sangat manis. Begitu, dong! Hahaha. Eh, itu artinya,
hati kamu bahagia?
Tulisan untuk kamu ini berjudul
“Kamu”, tetapi aku membuat awal setiap paragrafnya “Aku”,
Karena celakanya, sebagian dirimu
adalah aku.

